Sabtu, 14 April 2012
GURU BESAR PAGAR NUSA
K.H.ABDULLAH MA'SUM JAUHARI
Pondok Pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu-shorof, sejarah Islam dan seterusnya. Pondok pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar dan tahan uji. Para kiainya tidak hanya alim tetapi juga sakti. Para kiai dulu adalah pendekar pilih tanding.
Pondok Pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu-shorof, sejarah Islam dan seterusnya. Pondok pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar dan tahan uji. Para kiainya tidak hanya alim tetapi juga sakti. Para kiai dulu adalah pendekar pilih tanding.
Akan tetapi belakangan ada tanda-tanda
surutnya ilmu bela diri di pesantren. Berkembangnya sistem klasikal
dengan materi yang padat, ditambah eforia pembentukan standar pendidikan
nasional membuat definisi pesantren kian menyempit, melulu sebagai
lembaga pendidikan formal.
Para ulama-pendekar merasa gelisah. H
Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya yang gemar berorganisasi
menemui KH Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan kekhawatiran para
pendekar. Mereka lalu bertemu dengan KH Agus Maksum Jauhari Lirboyo
alias Gus Maksum yang memang sudah masyhur di bidang beladiri. Nama Gus
Maksum memang selalu identik dengan “dunia persilatan”.
Pada tanggal 12 Muharrom 1406 M
bertepatan tanggal 27 September 1985 berkumpulah mereka di pondok
pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, untuk membentuk suatu wadah di
bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang khusus mengurus pencak silat.
Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari daerah
Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari
pulau Kalimantan pun datang.
Musyawarah berikutnya diadakan pada
tanggal 3 Januari 1986, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur,
tempat berdiam Sang Pendekar, Gus Maksum. Dalam musyawarah tersebut
disepakati pembentukan organisasi pencak silat NU bernama Ikatan Pencak
Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa yang merupakan kepanjangan dari
Pagarnya NU dan Bangsa. Kontan para musyawirin pun menunjuk Gus Maksum
sebagai ketua umumnya. Pengukuhan Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar
Nusa itu dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid dan Rais
Aam KH. Ahmad Sidiq.
Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras,
Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri Pondok
Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada
orang tuanya KH. Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di
SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo,
namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke
berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan
kejadukan (*Dalam “Antologi NU” terbitan LTN-Khalista Surabaya*).
Sebagai seorang kiai, Gus Maksum
berprilaku *nyeleneh* menurut adat kebiasaan orang pesantren.
Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong
jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias *ngerowot*. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya.
jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias *ngerowot*. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya.
Dikalangan masyarakat umum, Gus Maksum
dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya
ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa
menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu
mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata
tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam
dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin
berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para
pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk
membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui
Pagar Nusa.
Pagar Nusa.
Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa” Gus Maksum selalu sejalur
dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar *ya *pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa.
dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar *ya *pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa.
SEJARAH IPSNU PAGAR NUSA
Sejarah Pencak Silat PAGAR NUSA
Sejarah Berdirinya Ikatan Pencak Silat NU PAGAR NUSA
Oleh : PAGAR NUSA RANTING MANYUNG
Tradisi silat pesantren
Dilingkungan Pesantren NU,terdapat banyak aliran silat baik aliran silat jawa timur,jawa barat,jawa tengah,Banten,silat betawi,silek minang,silat Mandar,Silat Mataram,dan lain lain,oleh karena itulah untuk menyatukan semua aliran silat tersebut di bentuklah pagar nusa.sebagai wadah perkumpulan pencak silat yang masih dalam naungan NU.Wadah ini tetap membuka keragaman dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan untuk mengembangkan diri.artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu saudara.
Peran besar Gus Maksum
Sebenarnya
di kalangan NU banyak sekali Pendekar Silat,Kyai atau ajeungan yang
memiliki ilmu kanuragan,namun nama Gus Maksum tidak bisa di pisahkan
dari sejarah Pencak Silat Pagar Nusa.Kecintaan
silat dan rasa keprihatinan Gus Maksum bahwa banyak sekali aliran silat
yang ada di lingkungan NU tapi belum punya wadah yang mengikat
sehingga menjadi keluarga yang bersama sama mengembangkan serta
mempertahankan tradisi silat yang turun temurun dari Wali songo mengalir
ke tokoh tokoh pesantren
Hal inilah yang menginpirasi beliau mendirikan sebuah perguruan silat,ide pendirian silat ini rencananya diberi nama GASMI
(Gabungan Aksi Silat Muslimin Indonesia) pada tahun 1965 walaupun belum
resmi berdiri,beliau sudah mulai melakukan pelatihan silat.pada waktu
itu pelatihan diadakan di komplek pesantren Lirboyo Kediri,selain
bertujuan mengembangkan budaya silat di pesantren juga salah satu
counter atas LEKRA ( lembaga kesenian rakyat ) lembaga di bawah naungan
partai komunis indonesia PKI.Sebab LEKRA adalah otak dibalik aksi
provokatif,sabotase,teror dan lain lain.Menghadapi aksi LEKRA ini,beliau
mengatakan “Ada aksi ada Reaksi” artinya LEKRA beraksi GASMI
bereaksi,Amar ma’ruf nahi mungkar selalu ditegakan.
Karena
kesibukan beliau mengabdi pada umat,ngurusin santri dan perjuangan
melawan aksi aksi PKI baru setelah sintuasi mulai kondusif pada tanggal
14 januari 1970 GASMI secara resmi didirikan dikediaman beliau,dihadiri
para pendekar se eks-karisidenan Kediri dan Ponorogo.
GASMI
inilah yang menginspirasi Gus Maksum untuk menyatukan silat yang ada di
NU.dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal seperti
Jiwa Suci milik pesantren Al maruf bandar lor kediri,PORTUGAL silat
tradisional Blitar,Asta Dahana perguruan silat Kediri.dan beberapa
perguruan silat lokal lainnya.
Pertemuan awal para pendekar PAGAR NUSA
Akhirnya
dengan usaha dan pendekatan yang intensif kepada para pendekar dan Kyai
pimpinan pondok pesantren , tokoh silat dan tokoh masyarakat membuahkan
hasil berupa kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama pada tahun
1986 di Tebu Ireng Jombang Jawa Timur.Di hadiri ulama sepuh dan kaum
pendekar.Di antara kyai sepuh itu adalah KH.Syansuri
Badawi.
Pertemuan
bersejarah ini dihadiri beberapa pendekar antara lain,Gus Maksum
sendiri,KH.Abdurahman Ustman Jombang,KH.muhajir Kediri,H.Atoillah
Surabaya,Drs.Lamro Ponorogo,Timbul Jaya SH pendekar Lumajang dan
beberapa pendekar lainnya,tokoh tokoh inilah yang berada dibalik
berdirinya pagar nusa.
Pertemuan pertama ini menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :
- 1.Adanya Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,”Mempelajari Silat Hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan.
- 2.Di sepakati dibentuknya suatu ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.
Pertemuan Bersejarah ke 2 Pagar Nusa
Selanjutnya
pada Tahun 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang diselenggarakan
di Pondok Pesantren Zainul Hasan,Genggong,Kraksaan,Probolinggo.Di
hadiri pendekar silat NU seluruh Nusantara ,Munas itu mengangkat
Langsung KH.M.Abdullah Maksum Jauhari sebagai ketua umum pertama Pagar
Nusa,dan Prof.Dr.H.Suharbillah sebagai ketua Harian SekJen.H.Kuncoro (
H.Masyhur )
Sikap Jati diri Pagar Nusa
Jati
diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri (baca posting Jati
diri NU ) yaitu Persaudaraan antar Pagar Nusa Artinya Persaudaraan
tanpa membedakan aliran dan perguruan silat,di Pagar Nusa makanya di
kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika” biarpun berbeda tapi tetap
satu juga” berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa.
Pandangan
Pagar Nusa pada aliran perguruan lain senatiasa menganggap
saudara,sahabat,bahkan keluarga karena langsung atau tidak langsung
semua aliran silat terutama di Nusantara masih punya pertalian ikatan
yang sama,apalagi jika kita menapak tilas sejarah kerajaan di Nusantara
kemudian ke Abad 14 adanya penyebar islam Wali songo yang banyak
mengajarkan tuntunan hidup dengan jalan damai diantaranya melalui seni
silat,jelas banyak pendekar di Nusantara adalah murid Wali Songo.
Kini
saatnya Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Menjadi wadah Ikatan Para
Pendekar,Jawara,Pesilat dari berbagai aliran di bawah naungan NU.Amin
Jumat, 13 April 2012
IPSNU PAGAR NUSA RANTING MANYUNG
SEJARAH IPSNU PAGAR NUSA RANTING MANYUNG
berdiri pada tahun 2003 yang terletak di desa manyung,bagorkulon,kec.nagor,kab.nganjuk. pagar nusa manyung berdiri atas usulan dari beberapa warga pagar nusa dan perguruan lainnya yang bertempat tinggal di desa manyung, semua pemuda warga pagar nusa manyung berasak dari pagar nusa-pagar nusa luar daerah manyung, setelah mereka mengikuti penggemblengan diri selama kurang lebih 3 tahun di desa-desa tetangga. akhirnya untuk menyatukan suatu tujuan yang sama, yaitu IPSNU PAGAR NUSA RANTING MANYUNG, mereka mendirikan perguruan yang ber ahlus sunah wal jamaah. dengan berbenderakan nahdlatul ulama'.
pendiri dari pagar nusa ranting manyung adalah pendekar-pendekar dari berbagai ranting di antaranya :
- SINGO BUMI,LEH BUMI(pagar nusa ranting manggarjo,mancon,wilangan,nganjuk)
- GASMI LIRBOYO,ponpes lirboyo,kediri
- ARZET(pagar nusa ranting jatisari,wilangan,mganjuk)
- SAMBER NYOWO(pagar nusa ranting gaeng,ngudikan,wilangan,nganjuk)
- PAGAR NUSA ranting awar-awar,mancon,wilangan,nganjuk
- PAGAR NUSA ranting bagor,bagor,nganjuk
- PSHW,madiun
- dan masih banyak lagi.
mereka kurang lebih adalah :
- kang supar
kang jimun
kang riyanto
kang pardi (gadol)
kang lasito(kang gendut)
kang budi
kang slamet
kang rukin
kang puguh
kang mamat(ngudikan)
kang basuki
kang waimin
kang dadang(gundol)
kang wanto(saipomg)
sejarah ranting manyung belum selesai tunggu yang berikutnya(masih proses)
- kang supar
Langganan:
Postingan (Atom)